Assalamu’alaikum wr.wb. ….
Dengan mengucapkan hamdaalah (Alhamdulillahi rabbil aalamiin) kita selalu bersyukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan Taufiq, Hidayah dan Inayah_Nya jualah sehingga di pagi Jum’at yang sejuk ini kita dapat kembali bertatap muka dan bersilaturrahmi untuk melaksanakan kegiatan rutin setiap hari Jum’at. Dan tak lupa syalawat serta salam selalu tercurah keharibaan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Hatta illa yaumil qiyamah.
Dalam kesempatan yang baik ini, ibu pada hari ini akan menyampaikan tausiyah yang bertemakan “Adab”. Sebelumnya itu mau bertanya siapa di antara kalian yang tahu apa itu adab?
Adap sama artinya dengan tata krama, etika, sikap atau perilaku yang baik atau berakhlakuk karimah. Di antara macam-macam adab adalah adab terhadap guru, orang tua dan teman.
Contoh adab terhadap guru, misalnya di saat guru sedang menjelaskan pelajaran sebagai siswa yang memiliki adab maka dia bersikap memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru. Contoh lain lagi, siswa yang punya adab jika mau bertanya akan mengangkat (mengacungkan) tangan terlebih dulu baru bertanya dengan bahasa/kata-kata yang sopan dan lemah lembut. Demikianlah beberapa contoh adab siswa terhadap guru ketika berada di sekolah (proses belajar mengajar).
Yang kedua adab terhadap orang tua. Contohnya anak yang baik (berbakti) kepada orang tuanya maka ia akan selalu mematuhi apa saja yang diperintahkan kedua orang tuanya selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam (menyuruh menyekutukan Allah SWT). Contoh yang lain, jika berkata-kata dengan orang tua harus pelan, sopan, lemah lembut (jangan keras, membentak atau sambil emosi, bahkan marah-marah).
Yang ketika beradab kepada sesama teman sebaya. Dengan teman kita harus bergaul dengan sebaik mungkin karena teman salah satu orang yang dekat dengan kita. Islam mengajarkan di saat berteman harus memilih tean dan bergaul dengan sebaik mungkin karena teman bisa mengajak kita kepada kebaikan atau sebaliknya membawa kita kepada kejahatan. Perlu diingat ketika berteman, yang jadi teman kita orangnya berbeda-beda. Ketika MI, lain di MTs/SMP/Ponpes, dan di sekolah lanjutannya berikutnya pun juga tentunya berbeda pula. Begitu juga dengan ajaran yang mereka yakini.
Contoh seandainya nanti kita berteman dengan orang yang berbeda agama dengan kita, maka sebagai teman yang baik kita harus tetap sama-sama menghormati dan menghargai mereka dengan memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing.
Contoh lainnya yang paling mudah ketika di saat kita bermain teman kita mengajak kita untuk menemaninya. Untuk ibadah sembahyang ke gereja sebagai teman yang baik kita menemani cukup di depan atau di luar gereja saja. Tidak perlu ikut masuk ke dalam gereja, apalagi ikut sembahyang bersama. Atau di saat kita disuguhkan makanan, ketika mereka merayakan natal. Kita cukup berkunjung saja dan juga menikmati makanan yang sekiranya dilarang mengkonsumsi dalam ajaran Islam (entah makanan yang disebut dengan daging bagi misal) atau minum arak, tuak (menolak dengan bahasa yang halus atau baik).
Begitulah Islam agama yang indah, sehingga dalam kegiatan apapun kita diajarkan untuk tetap saling berkasih sayang kepada siapapun tanpa melihat status, jabatan, kedudukan, pangkat, agama, suku, ras dan budaya. Semua sama di mata Allah SWT, yang berbeda cuma tingkat ketaqwaannya saja.
Demikianlah tausiyah ibu pada hari ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mudah-mudahan semua anak-anak ibu menjadi, anak-anak yang soleh dan solehah, yang memiliki akhlakul karimah.
Sebelum ibu menutup tausiyah ibu pada hari ini, ibu simpulkan terlebih dahalu :
Pertama, pertahankan sikap yang sudah baik.
Kedua, jangan terpengaruh dengan perilaku yang buruk. Artinya perilaku yang baik dicontoh, sedangkan yang buruk dijauhi dan dihindari.
Ketiga, manusia yang baik adalah manusia yang berakhlak (beradab) dalam setiap perbuatan.
Ibu tutup tausiyah dengan ucapan terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf jika ada kata-kata ibu yang salah.
Wassalam.
Beri Komentar